DUA SEJOLI
Dunia yang luas
Dunia yang penuh sandiwara
Manusia punya rasa kembar
Satu rasa siap di hadapi orang
Namun satu yang lain, orang enggan menerima
Padahal, dalam kenyataan
Sikembar tak dapat berpisah
Tak dapat dibuang satu persatu lebih jauh
Sikembar datang silih berganti
Duka berakhir senang
Senang berakhir duka
Duka, senang
Senang, duka
Hanya orang yang sedikit
Orang mampu keduanya dibawa
Dengan hati yang satu
Orang yang duka dan senang
Dia mau keduanya
Duka baik, senangpun lebih baik
Dengan duka kita bakal suka
Dengan senang kita bakal tenang
Namun orang yang sangat....
Tak mau duka
Tak mau senangnya hilang
Lebih baik mati kau orang
REMBULAN CINTA
Dalam lamunan, dalam kenyataan aku mencari sebuah cinta
Malam cerah terasa indah menghiasi hati
Sinar rembulan memberi cahaya ketentraman
Pohon – pohon melambai tertiup angin kecil
Remang – remang, terang-gelap silih berganti
Tandai jiwa yang mencari cinta
Berjuta bintang bercahaya,
Satu rembulan melebihi juta cahaya di angkasa luas
Rembulan dengan cahaya menyentuh kalbu
Menerangi hati dan jiwaku
Oh... rembulan, aku tak mampu menatapmu lama
Melihat matamu.... hatiku melayang
Tubuhmu menyinari bumi, dan....
Suaramu membisik di telingaku nan lembut
Hanya satu membuatku tenang, tentram, dan ....
Sulit melupakan senyumanmu yang manis dan terang
Rembulan..... dalam lamunan ada kenyataan
ANGKATKU, CINTAKU
Waktu yang berlalu
Hanya angan sebelah bicara
Kemauan besar mungkin
Kau suka aku tau
Dalam sangka yang pasti
Hanya suka atau jenis
Aku tak simpul
Kita pasti, dekat jadi
Bila hati mulai goyah
Rasa apa dekat disalah
Mau tidak, tidak tidak
Hantui jiwa yang sebelah
Diri jauh hati dekat
Angan melayang
Tak dapat diungkapkan
Hanya waktu yang tentukan
Kapan aku kau dimana
Maaf kata yang tak pantas
Cinta belum namun dekat
Kata suka sudah lama
Hati bisik baik lanjutkan
Mungkin dia, pasti aku
Aku besar aku harap
Mau kau sedikit tidak
Bertemu baik adanya
Hanya belum hati ada
Ragu banyak ada percaya
Dilubuk hati..... rasa ada
DIJALAN CINTA
Sampai kapan ?
Ku terhanyut dalam cinta
Tak ada hamparan kelabu
Atau tajam anak panah
Mungkin, cinta sejatikah?
Belaian asmara mengukir raga
Menghiasi nafas hampa
Butiran embun kesetiaan
Menetes seiring cerah
Cinta hanya rasa
Keindahan, kebahagiaan
Secercah dalam langkah
Tersentak menatap hari esok
Bukan aku tak perlu
Menggantungkan harapan senja
Bertali senja
Namun ku berjalan dibahagia
ASMARA KEMBALI
Hari berjalan sunyi
Ku melihat cintaku malu
Angin asmara yang lembut
Membawa kesadaran jiwa
Cintaku kembali menata
Subur disiram kebahagiaan
Mungkin rindu kan menyerang
Suatu penawar
Jelmaanku tak bergerak
Tak bicara
Hanya senyum bersamanya
Nanti kan kuberi itu
Bahagia terus ada
Menghiasi ruang-ruang dada
Kami mengerti
Kami tau arti manis madu
Bunga asmara berdaun cinta
SETIA DICINTA
Cintaku manis
Cintaku berseri
Kadang pergi semampir berlari
Kini, nanti
Ah.... cintaku bukan kuda liar
Manis cintaku
Manis perasaan bunga bmawar berdaun jingga
Kadang melambai tertiup angin
Rayuan, senyuman- senyuman jejaka luar
Namun.... cintaku dijaga duri setia
Indah cinta setia
Indah terikat janji hati
Kadang diserang kepekaan tak berpandang
Sepi, tersapu ombak kerinduan
Aku..... aku tetap setia dibuai cinta
Cinta setia
Cinta penuh berseri
Manis dalam keindahan hati
UNTUK YANG DIMABUK ASMARA
Menatap wajahnya ketenangan dunia terasa,
Adalah mabuk mata dengan pedang neraka
Bercumbu mesra dibibir dunia yang seksi,
Adalah memakan menjilat bangkai busuk dan darah ahli neraka
Berholwat bersama serasa dunia milik berdua,
Adalah menyelimuti diri dengan gejolak dan ganasnya api
membakar diri
Dua belah tangan bersentuhan mesra,
Adalah memasung, menyayat tangn itu dengan duri-duri panas
neraka
Saling berpelukan dimimpi dunia,
Adalah mencabik-cabik tubuh sendiri dalam lautan bara yang
mennghancurkan seluruh daging dan tulang belulang
Kesaksian jilatan lidah kebohongan,
Adalah meneguk timah panas yang melumpuhkan lidah
Asmara membara dari nafsu dunia yang hina, membawamu lupa
ancaman, lupa keabadian siksa dihari kelak
Saudara yang dimabuk asmara
“Penjarakan nafsu hinamu dijeruji keimanan”
Bukan cinta karena suka
Bukan sayang karena senang
Cintai kekasihmu dengan keikhlasan bersama-sama
Mencari ridho Tuhan
SADARLAH
Malam sudah berubah
Di penghujung usia dunia
Kemaksiatan kan meraja
Tak ada lagi makna tersirat
Kerudung hanya payung
Pengajian hanya mainan
Disana tempat mereka bergurau cinta
Sungguh tak ada lagi moral tersisa
Tak ada lagi nilai-nilai suci
Hati yang menyaksi
Menangis begitu teriris
Sadarlah wahai kawan
Usia dunia semakin tua
Sesaat lagi kita kan menikmati hidup
Sudahkah mencrai bekal
Menuju hari yang tak ada akhir