Mengorbit Alam Semesta
INI UBAH

Mengorbit Alam Semesta

by Eva Fadhilah

Mengorbit Alam Semesta Refleksi Bumi

Refleksi Bumi

by Eva Fadhilah

Refleksi Bumi Trip Kepulauan Seribu

Trip Kepulauan Seribu

by Eva Fadhilah

Trip Kepulauan Seribu Just Do You at International Women Day Just Do You at International Women Day Valentine

Valentine

by Eva Fadhilah

Valentine

Kamis, 13 Februari 2020

Refleksi Bumi


Tribute for Pale Blue Dot


Sains, yah, begitu luas jika kita kaji, dan tak akan habis bahasan oleh para penghaus ilmu. Sains selalu menyuguhkan hal yang incredible yang tak pernah terpikir sebelumnya. Hal amazing yang setiap penemu dan penikmatnya terbius dan memandang decak kagum. Terakhir kali saya sebegitu takjubnya pada sains yaitu saat sang blackhole dapat didokumentasikan eksistensinya dan dinikmati setiap insan. Dan yah, hal ini menunjukan bahwa manusia itu tidak ada apa – apanya dari makhluk lain yang Alloh ciptakan.
Hingga akhirnya saya berkenalan dengan Pale Blue Dot. Pale Blue Dot atau dalam Bahasa Indonesianya titik biru pucat adalah foto planet bumi yang diambil pada 14 Februari 1990 oleh wahana antariksa Voyager I. Voyager I diluncurkan dari stasiun luar angkasa NASA pada 5 September 1977. Tour Voyager tersebut terus bergerak menjauhi bumi dengan misi mengambil data Jupiter dan Uranus. Dari sinilah kita mengetahui kedua planet tersebut memiliki cincin. Hingga dikirimlah berupa foto gelap tak jelas yang diambil dari jarak 6 miliar kilometer dari bumi. Sebuah foto yang kini dikenal dengan pale blue dot. Ilmuan mengklaim bahwa titik di foto tersebut adalah rumah kita.


Gambar ini menunjukan pandangan menakjubkan dan tak terduga tentang  tempat hidup manusia. Coba lihat lagi, itu hanya titik, yang bahkan begitu mirip dengan titik debu di jendala mobil kita. Titik yang mana kita menumpang hidup. Tempat yang hanya setitik itu dihuni dengan berbagai ras, agama, adat, dan budaya. Tempat kita bertumpu, tempat orang yang kita cintai bertumbuh, dan anak cucu kita hidup.
Di titik pucat itu pula seolah semua dinamika, perebutan kekuasaan, perang saudara, penindasan, keserakahan, kesombongan, kelaparan, hingga konfik berujung pembunuhan, apapun itu tegambar. Hanya diwakili kurang dari satu pixel. Garis tipis imaji dari sebuah realitas. Tidak kah kita sadar betapa kecilnya kita?
Titik kecil itu seringkali kita sebut dunia. Dan kita, yang katanya mengaku manusia, masih memperebutkan dan menyombongkan hal duniawi dari setitik itu? Tidakkah kita yang menyombongkan dunia itu lebih hina dibanding syaitan yang menyombongkan surga?
Bukankah Alloh itu menilai dunia tidak lebih dari sebelas sayap nyamuk? Seandainya, kata Nabi Muhammad, dunia ini di mata Alloh ada harganya pasti Alloh ga mau ngasih pada orang yang tidak beriman. Berhubung dunia ini tidak ada nilainya, maka Alloh kasihlah pada orang yang tidak beriman. Sedangkan hal yang bernilai di sisi Alloh, Alloh kasih pada orang beriman yang sabar.
Hari ini, tepat pale blue dot didokumentasikan, menjadikan refleksi untuk kita. Merenung dan berpikir, untuk apa hidup ini. Di titik pucat itu kita bernaung, betapa kecilnya kita. Lantas, apa yang bisa kita sombongkan?!