SMA Bhakti
Kencana demam sepeda. Ya, baru sepekan ini kepala sekolah bekerja sama dengan
pengurus OSIS memberlakukan kebijakan “ Satu hari bersepeda “. Kebijakan
tersebut mendapat sambutan hangat dari siswa, guru, karyawan TU, bahkan penjaga
sekolah juga. Setiap hari jumat siswa yang rumahnya tidak jauh dari sekolah
berbondong-bondong menggoes sepeda masing-masing, tentunya hal ini dilakukan
bagi siswa yang memiliki sepeda. Program baru ini dilakukan satu minggu satu
kali. Dan dari kegiatan ini SMA Bhakti Kencana menjadi buah bibir positif
dikalangan masyarakat. Sebetulnya kebijakan tersebut tidak akan muncul jika
tidak berdiri komunitas sepeda di sekolah itu. Nama komunitasnya “ Paguyuban
Sepeda Bhakti Kencana “. Komunitas ini memiliki agenda ngegoes bareng, yang
dilakukan satu bulan satu kali. Walaupun terhitung baru, tapi komunitas ini
berhasil menyedot perhatian para siswa sehingga banyak pengikutnya.
Namun demam
ini tidak membuat hati seorang siswi di kelas XI IPA 3 merasa terpincut
sedikitpun. Ya, Myria Anadara biasa disapa Dara gadis cantik, baik, pintar, dan
aktif ini tidak memberi respons positif sedikitpun dengan adanya kegiatan baru
disekolahnya. Padahal sebagai salah satu staf inti OSIS sudah seharusnya dia
ikut berkecimpung dalam kegiatan ini, ya setidaknya ikut peresmian berdirinya
Paguyuban sepeda atau paling tidak memantau kegiatan apa saja yang dilakukan.
“ Ra, mau ikut nggak minggu ini ngegoes bareng anak-anak yang
lain. Ketua OSIS juga ikut kok ! “ Kata Sherly teman sebangku Dara yang selalu
ikut agenda paguyuban sepedanya.
“ Maksud lo apa, Sher ?
“ Tanya Dara agak sinis.
“ Aduh Ra, masa nggak ngerti ! Ikut tour sama anak-anak.. “
“ Gue ngerti lo ngajakin gue ngegoes kan ? Tapi yang gue tanya
ke lo, lo mau malu-maluin gue ? Lo kan tau gue nggak bisa naik sepeda. Jangankan
naik sepeda, sepedanya aja gue nggak punya ! “
“ Aduh, Ra ! Tenang donk ! ga usah nyeroscos kayak gitu ! gue
juga tau lo nggak bisa naik sepeda, tapi kan bukan berarti lo nggak bisa ikut
rame-ramean.. Lo bisa kok gue bonceng, atau ikut nebeng ke anak-anak lain.. “
“ Apa ? Nebeng ? Emangnya lo kira gue mau jadi benalu
sekaligus malu-maluin diri gue sendiri ? “
“ Ya, sory maksud gue kan baik. Gue mau seneng bareng lo, Ra !
“
“ Iya, makasih.. Gue hargain niat baik lo ngajak gue buat
gabung, tapi itu bukan bikin gue seneng, yang ada gue malu abis.. “
“ Sory banget, lo jangan marah ya ! “
“ Iya, ! “
Itulah salah satu penyebab Dara nggak tertarik sama komunitas sepeda di sekolahnya. Dara nggak
punya sepeda, dan yang lebih parah Dara nggak bisa naik sepeda.
***
Hari senin
siang setelah Dara makan di kantin, dia
mendapati memo di atas mejanya. Dara kaget ketika melihat kop memo itu “
PAGUYUBAN SEPEDA BHAKTI KENCANA “, dan dibawahnya terdapat tanda tangan ketua
paguyuban itu. Males banget buat Dara hadir di rakor itu, mendingan pulang.
Tapi, Dara harus inget sama tanggung jawabnya sebagai pengurus OSIS yang
dituntut untuk berpartisipasi dalam kegiatan organisasi yang berada di bawah
naungan OSIS.
“ Sher, emangnya mau ada apa sih ? Sampai-sampai Raja ngundang
gue hadir rakor nanti ? “ Tanya Dara ke Sherly sambil menunjukan memo yang dia
dapat.
“ Oh, itu ! Raja sih waktu kemarin ngegoes bilangnya mau
ngadain lomba balap sepeda antar siswa SMP gitu ! . “
“ Kan anak-anak sepeda juga masih banyak kenapa harus gue ? “
“ Ya ampun, Dara ! Lo lupa ? lo kan pengurus OSIS, udah seharusnya
kali lo ikut andil dalam setiap proker organisasi bawahan OSIS. Lagian
anak-anak mana ngerti soal kepanitian.. jadi Raja ngajak lo deh ! “
Dara manyun, nggak kebayang dia harus jadi panitia event itu.
Sepeda aja nggak punya, naik sepeda aja nggak bisa, tapi harus jadi panitia
lomba sepeda. Apa kata peserta lomba nanti kalau ternyata panitia lomba sendiri
nggak bisa naik sepeda. Kalau Dara nggak ingat sama kewajibannya, dia bakal
mohon-mohon sama Raja supaya dia nggak dimasukin jadi panitia.
Bel sekolah pun berbunyi, panitia kegiatan yang diundang oleh
Raja ketua komunitas sepeda datang berbondong-bondong ke ruang osis untuk
membicarakan agenda kegiatan. Dara berjalan ke ruang OSIS bersama Sherly. Dari
jauh sudah terlihat Raja berdiri di pintu ruang OSIS menunggu panitia yang
belum datang. Nampaknya Dara dan Sherly termasuk kategori panitia yang hampir
telat datang. Tapi bagi Raja tak jadi masalah, yang penting mereka mau
berpartisipasi.
“ Halo, Raj ! “ Sapa Sherly
“ Hai, Sher ! “
“ Sory ya telat, nih Dara susah banget disuruh cepet juga ! “
“ Nggak jadi masalah ! Makasih ya udah berpartisipasi ! “
“ Oke, itu udah kewajiban gue selaku pecinta sepeda ! “
“ Udah deh ! cepet masuk, panas nih ! “ Tiba-tiba Dara
berbicara agak cemberut.
Dara masuk ruangan, dia merasa asing dengan wajah-wajah yang
ada diruangan. Biasanya kalau rakor, wajah anak-anak OSIS yang dia temukan tapi
kali ini wajah orang yang berbentuk seperti sepeda, ada yang sepeda ontel,
sepeda gunung, bahkan sepeda roda tiga juga ada. Sherly masih diluar bersama
Raja.
“ Kenapa Myria ? “ Tanya Raja
“ Nggak apa-apa ! maklum dia harus adaptasi dulu “ Jawab
Sherly
“ Adaptasi gimana ? Kan dia anak OSIS, kerja bareng gue di
OSIS juga sering ya walau kita jabatannya jauh, gue Koor Olahraga dia staf
inti, tapi oke-oke aja tuh ! “
“ Lo tanya aja sendiri sama dia, takut salah jawab ! “
Rapat pun
dimulai. Raja sebagai ketua pelaksana mengumumkan jabatan dan job desk panitia.
Sherly jadi seksi administrasi, maklumlah dia terhitung rajin. Namun nama Dara
belum juga disebutkan oleh Raja. Lama juga pembacaan jabatan panitia, dan lama
sekali nama Dara belum disebut. Hal ini membuat jantung Dara dag-dig-dug, takut
posisinya tidak menguntungkan.
“ Baiklah untuk selanjutnya seksi Publikasi, tugasnya
memberitahu dan mensosialisasikan kegiatan ini kepada SMP disekitar lingkungan
kota, dan ada juga yang diluar kota. Nah, renacanya bagi yang publikasi harus memakai
sepeda yang dihiasi. Nanti yang publikasi dibagi menjadi beberapa tim. Jadi
publikasinya seperti konvoi goes.. dengan demikian akan menarik minat siswa SMP
supaya ikutan “ Jelas Raja
Panitia bertepuk tangan mendengar konsep Raja yang memang
terdengar keren dan pasti mengundang perhatian sehingga peserta akan banyak.
Tapi Dara diam dan justru jantungnya berdebar makin cepat, bagaimana kalau dia
yang menjadi tim publikasi ? Naik sepeda pun tak bisa, nggak mungkin kan
nebeng, kasihan yang lain dong.
“ Nah, tim publikasi yang pertama mensosialisasikan di sekitar
SMP di dalam kota. Tim yang pertama itu Andri sebagai ketua tim, anggotanya
MYRIA, Andika, Bagus, dan Salsa. “ Raja menyebutkan nama-nama yang menjadi tim
publikasi.
Benar-benar
seperti petir yang menyambar bagi Dara, ketika namanya disebutkan sebagi tim
publikasi yang pertama. Jelas Dara tidak bisa menerima, dia menggerutu sama
Sherly. Tapi Sherly so sibuk gitu, jadinya Dara tambah manyun.
Rapat selesai
dengan hasil yang mengecewakan buat Dara. Dara tidak langsung keluar ruangan,
dia bermaksud berbicara kepada Raja atas posisinya yang jelas tidak
menguntungkan. Namun, nampaknya Dara harus bersabar menunggu Raja yang lagi
dikerubungi anak-anak cewek dengan gaya pura-pura bertanya soal job desk mereka.
Padahal itu cuma trik biar mereka bisa deket-deket sama Raja. Raja memang
memiliki wajah lumayan tapi dia punya wibawa yang sangat lumayan sehingga
banyak cewek yang kecantol. Mungkin itu juga kali ya yang membuat Paguyuban
Sepeda banyak diminati dan banyak anggotanya terutama anak cewek kelas X ( 10
). Tapi itu nggak melunturkan wibawa dia sebagai Koor Olahraga di OSIS,
mengingat kinerjanya dalam berbagai proker yang sudah dijalankan selalu
mendapat nilai bagus dari siswa dan guru.
“ Raja, gue mau ngomong ama lo ! “ Panggil Dara agak sinis.
“ Eh, Myria kenapa Myr kok agak jutek gitu ? “
“ Udah berapa kali sih gue bilang jangan panggil gue Myria,
panggil gue Dara ! “
“ Bagusan Myria, indah menggelitik gitu ! “
“ Terserah lo deh ! “
“ Makasih, ada apa ? “
“ Kenapa lo nempatin gue di bagian publikasi ?”
“ Oh, soalnya lo kan punya public speaking yang bagus, wajah
lo ramah, manis, rajin, pasti lo bisa mengundang banyak peserta ! “
“ Jadi maksud lo, gue toa yang bisa ngomong ? maksud lo gue
sales yang bakal ngedatangin banyak pelanggan ? Lo gila kali, ya ? “
“ Tenang dulu dong Myr, maksud gue nggak gitu ! Gue cuma
menempatkan sesuai kepiawaian masing-masing “
“ Tapi gue minta ama lo supaya posisi gue diganti sama yang
lain. Pokoknya gue nggak mau jadi tim publikasi. Gue bisa ko jadi admin,
konsumsi, bahkan logistik, asal jangan jadi tim publikasi. “
“ Emangnya kenapa Myr ? Tim 1 kan daerah penyebarannya deket ?
Lagi pula ada Andri, Andika, Salsa yang bakal bantuin lo ! “
“ Pokoknya gue nggak mau, gue minta dipindahin. Kalau nggak,
gue nggak bakal jadi panitia “
“ Myr, lo jangan gitu dong, malu sama jabatan lo di OSIS ! “
“ Lo nggak usah bawa-bawa jabatan deh ! nggak ada hubungannya.
Pokoknya gue minta pindah posisi.. “
“ Emangnya kenapa lo nggak mau jadi tim publikasi ? “
Dara diam dan tanpa diminta Sherly membisikan sesuatu ke
telinga Raja.
“ Ha..ha..ha..Ha..ha..ha.. “
Tawa Raja meledak menggemparkan isi ruangan. Dara dan Sherly
terkejut dengan tawa Raja.
“ Jadi lo nggak bisa naik sepeda ? Kenapa nggak ngomong Myria
? “
Muka Dara langsung memerah seperti udang rebus mendengar
perkataan Raja. Dari telinganya seperti keluar asap kemarahan dengan sikap Raja
yang dia rasa tidak sopan dan tidak menghargai orang. Dara juga ikut kesal sama
Sherly, dia so tahu padahal Dara tidak menyuruh Sherly untuk mengatakan hal itu
kepada Raja.
Dara langsung keluar, tanpa mengatakan sepatah katapun justru
wajahnya mengatakan kemarahan yang amat dalam. Raja sontak mengejar Dara.
“ Myr, tunggu ! “
Sherly mengikuti dari belakang
Dara semakin menambah kecepatannya berlari. Namun Raja tak mau
kalah, sebagai atlet sepakbola yang selalu mewakili Bhakti Kencana dalam
berbagai turnamen dia nggak mungkin kalah mengejar cewek dalam jarak dekat.
Hap... lengan kanan Dara berhasil di pegang oleh Raja. Dara
mencoba menarik tangannya namun genggaman Raja terlalu kuat.
“ Raja, lepasin tangan gue ! Sakit “
Benar saja tangan Dara langsung memerah.
“ Sory, Myr ! tapi gue mohon jangan marah, gue nggak bermaskud
nertawain lo, bener sumpah ! “
“ Terserah lo, gue sadar ko gue nggak bisa naik sepeda
makannya gue minta lo supaya mindahin gue ke posisi yang lain. Dan gue juga
sadar bakal banyak orang yang nertawain gue karena gue nggak bisa naik sepeda,
temasuk lo.. Makasih.. Gue mau pulang. “
“ Myr, gue janji nggak bakal nertawain lo lagi, tapi gue nggak
bisa mindahin lo ke seksi lain, soalnya gue butuh lo banget buat publikasi. Gue
janji bakal ajarin lo caranya bersepeda. “
“ Gue nggak punya sepeda ! “
“ Gampang lo bisa pake punya gue atau punya ade gue, dia sekolahnya
di Yogya jadi sepedanya nganggur, pasti lo cantik banget pake sepeda soalnya
sepeda ade gue, sepeda cewek “
Dara tidak menjawab tawaran Raja, dia langsung pergi gitu aja
ninggalin Raja.
Raja berteriak “ Myr, maafin gue ! “
***
Keesokan
harinya Dara masuk kelas tanpa menyapa Sherly. Dara masih kesal dengan sikap
Sherly yang so tahu. Satu hari penuh Sherly dan Dara tidak berbicara. Nampaknya
kekesalan Dara tidak tebendung.
Ddddrrrt..ddrrrt...
Handphone Dara bergetar pertanda ada sms masuk.
From : ( No Name )
Myr, gue bener-bener minta maaf. Gue nggak bermaksud ngetawain
lo. Gue bener-bener nyesel sama sikap gue yang kemarin. Gue mohon lo nggak
marah sama gue. Gue bakal ngajarin lo naik sepeda pake sepeda ade gue. Dijamin
1 minggu langsung bisa. Kan waktu publikasi masih lama, jadi lo juga bisa
ngelancarin.. Please, gue mohon lo mau, ya ! Gue tunggu balesan lo.
RAJA
To : Raja
Lo egois ya ! lo nggak mikir gue juga punya jadwal sendiri...
From : Raja
Sory, ya udah belajar sepedanya sesuai jadwal lo aja !
Dara berpikir keras. Dara memang anak yang nggak suka
menyerah. Dia nggak suka kalau orang memandang dia lemah. Apalagi Cuma naik
sepeda, pasti dia juga bisa. Malu dong kalau dia mengundurkan diri jadi panitia
hanya karena nggak bisa naik sepeda. Mungkin Dara harus menerima tawaran privat
dari Raja buat belajar sepeda. Akhirnya pada malam hari Dara mengirim sms ke
Raja
To :
Raja
Ja, gue terima tawaran lo ngajarin gue belajar sepeda. Bukan
karena gue udah maafin lo gitu aja, tapi karena gue inget tanggungjawab dan
komitmen yang gue pegang.
From : Raja
Nah gitu dong ! Mau kapan nih mulai belajar ?
To : Raja
Gue tunggu lo besok di kelas gue.
From : Raja
Beres tuan putri.
***
Keesokan harinya setelah pulang
sekolah, Raja mengajari Dara naik sepeda di taman dekat rumah Dara.
“ Lo ntar goes pedal nya ! gue pegangin lo dari belakang. Gue
nggak bakal ngelepasin lo ! tenang aja ! “
“ Tapi, gue takut ! “
“ Lo nggak usah takut, ada gue disini ! “
“ Idih, lo so pahlawan banget ! “
Dua jam sudah
Raja memegang jok belakang sepeda adenya yang dipakai Dara. Setelah istirahat
beberapa menit, Dara belajar lagi.
“ Sekarang gue lepas ya ! “
“ Raja jangan dong ! gue masih takut ! “
“ Tenang, percaya sama gue ! Lo pasti bisa “
Dara berhasil
menggoes sepeda dengan mulus, tapi hanya beberapa meter jaraknya dari tempat
Raja berdiri. Saat melewati daerah yang agak miring, Dara kesulitan mengerem.
Dara bingung, stirnya oleng.
“ Raja....raja...tolongin gue.... !
Rajaaaaaaaaaaaaaaaaaa............ “
Gubrak ! Dara jatuh ke parit sepedanya tetap diatas.
Raja segera berlari, menolong Dara yang sedang mengaduh. Baju
Dara kotor, bau. Kepalanya pening karena sempat terbentur tembok, untungnya
Raja meminjami dia topi sehingga masih ada penghalang. Akhirnya pelajaran
sepeda hari itu selesai melihat kondisi Dara yang sudah lelah. Raja membonceng
Dara yang masih kesakitan karena jatuh.
***
Satu minggu
sudah Dara belajar sepeda. Dan janji Raja benar, Dara sudah lancar bersepeda.
Dara sekarang bisa melaksanakan tugasnya untuk menjadi tim publikasi. Hari
publikasi pun sebentar lagi. Surat edaran sudah beres. Sepeda tim pubilkasi
sudah dihias rapi menarik tapi nggak norak.
Ddddrrrrrt...ddrrrtt....
From : Raja
Myr, gue seneng banget bisa
deket sama lo seminggu ini. Lo ternyata asyik kalau udah deket. Gue kira lo
Cuma bisanya nagih pembayaran kas anak-anak OSIS. He..he... Gue harap, kita
akan terus deket, karena gue rasa lo punya pengaruh besar dalam hidup gue. Lo
nggak pernah menyerah, mau usaha.. Gue suka itu..Lo mau kan tetep deket sama
gue ?
To : Raja
Raja, gue ngantuk ! Gue mesti
nyiapin stamina buat publikasi besok. Lo sms gue aja lagi besok... oke ?
From : Raja
Oke...
Myr.....
AKU....
Sayang....
KAMU....
Sms terakhir
Raja tak sempat dibaca oleh Dara. Dia terlalu mengantuk.
***
Hari publikasipun tiba. Anak-anak sudah
berkumpul disekolah tepat pukul tujuh lengkap dengan sepeda yang sudah dihias,
dan pakaian batik khas SMA Bhakti Kencana. Begitu juga Dara yang terlihat
sangat fresh dengan sepeda adenya Raja. Sebagai ketua pelaksana Raja berbicara
sepatah dua patah kata kepada panitia yang akan berangkat. Raja berpesan untuk
sangat hati-hati. Panitia pun pergi dengan tim nya masing-masing.
“ Myr, lo hati-hati ya ! Jangan lupa rem, kalau ada apa-apa lo
langsung hubungin gue. “
“ Iya Raja ! “
“ Lo udah baca sms gue yang semalem kan ? “
“ Sory, belum.... he... ! “
“ Ya udah, hati-hati ! “
“Oke gue berangkat dulu, ya ! “
Diperjalanan
Dara terus memikirkan sms apa dari Raja. Dia akan membaca sms yang Raja maksud
sesampainya dia dengan tim di salah satu SMP yang dituju. Semenjak Raja
mengajarkan Dara bersepeda, hubungan mereka menjadi dekat. Mereka yang awalnya
hanya kenal sebagai teman di OSIS ternyata memiliki sikap yang bisa menerima
satu sama lain.
Tujuan
pertama berhasil dituju. Namun Dara lupa untuk membaca sms dari Raja.
Konsentrasinya tertuju pada perjalanan. Tujuan kedua pun mulus. Diperjalanan
menuju SMP yang ketiga......
“ Dara.......... minggir......... Dara........ “ Teriak Andika
“ Dara............. kepinggir....... ada motor........ “
Teriak Salsa
“ Dara........... “ Teriak Andri
Dara mendengar jelas teriakan teman satu tim nya. Namun hal
itu justru membuat jantung Dara berdebar kencang, pikirannya kacau, dia tidak
bisa berkonsentrasi. Kata-kata Raja untuk mengerem sepeda dalam keadaan genting
sempat terbayang dipikirannya, tapi naas ketika Dara hendak berhenti ke
pinggir, motor itu terlalu mepet kepinggir, dan mengenai sepeda Dara. Dara
benar-benar oleng setelah tersenggol motor. Dara berteriak, dan.....
Gubrak.......
Dara terjatuh setelah ban sepedanya menabrak batu yang cukup
besar.
Kepala Dara berdarah terkena batu saat dia jatuh. Dara masih
sadar, namun dia menangis kesakitan. Tubuhnya luka-luka terkena jalan. Bajunya
robek, tangannya berdarah.
“ Raja,lo masih disekolah ? “ Andika menelpon
“ Iya, kenapa dik ? “
“ Raja, Dara kesenggol motor, dia jatuh ! dia nangis dari tadi
sekarang pingsan.. Kita bawa Dara ke rumah sakit terdekat. Gue smsin alamatnya.
Lo nyusul kesini, ya ! “
“ Apa ? Oke gue kesana ! “
Raja langsung meluncur ke rumah sakit tempat Dara ditangani.
***
Akhirnya Dara tidak bisa meneruskan tugasnya dengan tim. Dara
harus berbaring lemah di rumah sakit selama beberapa hari. Lama kelamaan Dara merasa
jenuh, karena dia hanya berbaring sendiri. Dara jadi ingat beberapa waktu ini
dia selalu bercanda dengan Raja ketika belajar sepeda. Dara juga banyak belajar
macam-macam jenis olahraga, memang di kelas Dara tidak suka pelajaran Olahraga
berbeda sekali dengan Raja.
To : Raja
Raja, acaranya sukses nggak ?
Hari ini hari lomba balap sepeda diselenggarakan. Raja belum
juga bales sms Dara. Ah, mungkin masih sibuk beres-beres.
Ddddrrttt...dddrrrttt...
From : Raja
Kacau, pesertanya dikit. Itu juga kebanyakan target sekolah tim2 sama
3 yang ikut. Harusnya sih, tim 1 lebih banyak.
Dara jadi merasa bersalah, karena dia jatuh jadi publikasi
waktu itu nggak optimal, dan terpaksa diteruskan dihari lain dengan motor
supaya bisa cepat.
To : Raja
Gue minta maaf, gara-gara gue
jatuh publikasi nggak maksimal pesertanya dikit deh... sory banget raja !
From : Raja
Ya siap aja deh nilai LPJ nya
D
***
Akhirnya Dara
masuk sekolah meski masih lemas. Dia disambut hangat oleh teman-temannya, tapi
Raja....
“ Raja ! “ Panggil Dara ketika pulang sekolah melihat Raja di
gerbang.
“ Lo, ada apa ? “ tanya Raja dingin
“ Gue mau minta maaf, gara-gara gue acara lo jadi kacau ! Gue
emang nggak becus kerja, gue nyesel Raja ! “
“ Lo kan juga udah pernah sms gue minta maaf, walaupun lo
minta maaf 1000 kali toh acarnya udah selesai dengan kacau, kan ? Nggak mungkin
bisa diulang lagi ! “
“ Tapi lo bisa kan nggak mojokin gue kayak gini, lo bersikap
seolah gue yang salah atas semua ini ! “
“ Bagus deh kalau lo nyadar ! “
***
Dua minggu
kemudian anak-anak goes heboh nerima undangan pesta ulang tahun Raja yang ke 17,
termasuk Sherly.
“ Ra, lo mau pake baju warna apa ke ulang tahunnya Raja ? “
Tanya Sherly
“ Gue ? gue nggak terima undangan dari Raja ! “
“ Masa, sih ? Lo jangan bohong ! “
“ Sumpah, Sher ! Mungkin Raja masih marah sama gue gara-gara
acara kemarin nggak sukses ! “
“ Acara mana ? “
“ Acara mana lagi Sher, kalau bukan lomba balap sepeda.
Gara-gara gue jatuh, publikasi tim 1 nggak maksimal, jadi target tim 1 nggak
ikut semua ! “
“ Tunggu...tunggu.... gue nggak ngerti ! Raja bilang acaranya
nggak sukses ? “
“ Iya, dia bilang kacau dan lo tau nggak sih Sher ?
Kata-katanya itu menyudutkan kalau gue yang paling bersalah atas kekacauan
acara itu. Tapi gue sadar sih ! Gue emang salah ! “
“ Ha..ha..ha.. “ tawa Sherly meledak
“ Lo kenapa ketawa ? “
“ Kapan Raja bilang gitu ke lo ? “
“ 3 hari yang lalu. “
“ Terus, selama tiga hari itu lo ngerasa bersalah ? “
“ Ya iya lah ! “
“ Sejak kapan lo Cuma percaya dengan satu suara ? Kenapa lo
nggak tanya gue ? “
“ Emangnya ada apa Sher ? “
“ Nih lo baca deh tu berita di koran, apa itu yang disebut
gagal ? apa itu yang disebut nggak sukses ? “
***
Ddddrrrrtttt...ddrrrtttt...
From : Raja
Myr, gue mau maafin lo atas
kegagalan acara gue yang sebetulnya berawal dari Lo ! Tapi ada syaratnya ...
To : Raja
Apa ?
From : Raja
Gue tunggu lo ditaman malam
ini jam 7
***
Di taman Dara sudah datang lebih awal.
“ Raja, makasih atas kebohongan yang lo berikan buat gue ! Gue
tahu lo bohong soal lomba itu. Lo bohong soal apa yang sebetulnya terjadi. “
“ Maksud lo ? “
“ Gue bukan cewek bodoh yang bisa lo bohongin gitu aja, gue
tahu lo ngebohongin gue biar gue ngerasa bersalah terus lo mau maafin gue
dengan syarat sebagaimana yang udah lo lakuin. Dan sekarang gue yakin kalau gue
nggak ngomong kaya gini lo pasti udah minta macem-macem dari gue.. Bisa aja gue
jadi budak lo selama seminggu, sebulan, bahkan satu semester.. Gitu, kan Raja ?
“
“ Aduh, ko jadi kacau gini sih ? “
“ Sekarang mau lo apa ? “
Raja tidak bisa menjawab
“ Myr, lo berbakat buat jadi penulis skenario ! Lo bisa tahu
skenario yang udah gue buat.. “
“ Jelas kan sekarang, mau lo apa terserah, gue nggak peduli...
yang jelas gue nggak mau kerja sama lagi sama lo ! Cukup Raja dan Dara yang
dulu, yang Cuma kenal sebagai pengurus OSIS gue sebagai Bendahara Umum OSIS dan
lo sebagai Koor Olahraga. “
Dara pergi
meninggalkan Raja.
“ Myr, tunggu ! “
Raja mengejar Dara, hap tangan Dara berhasil digenggam..
“ Iya, lo bener gue mau sesuatu dari lo ! Skenario gue udah
kebaca sama lo ! Mungkin lo belum tahu mau gue ! “
“ Terserah lo, gue nggak peduli ! “
“ Tapi ini penting buat gue Myr ! “
“ Gue bilang gue nggak PEDULI ! Lepasin tangan gue ! “
“ Aku cinta Kamu, Myria ! “
Dara kaget diam membeku tak memberontak.
“ Tadinya gue bakal ngajuin syarat lo harus ikut ke pesta
ulang tahun gue sebentar lagi. Dipesta nanti gue bakal nembak lo di depan
temen-temen juga orang tua gue, kalau lo terima gue berarti itu kado ulang
tahun buat gue yang nggak tertandingi walau nyokap beliin gue Stadion Bung
Karno. Tapi lo udah tahu duluan, nggak asik kan kalau gue mempertahankan
skenario awal, makannya gue improvisasi. Jadi gue mau tanya sama lo. Myria
Anadara lo mau nggak jadi pacar gue ? “
“ Lo apa-apaan sih ! Nggak lucu tahu nggak ! “
Dara berlari pulang kerumahnya. Raja pun mengikuti tapi tidak
memaksa takut Dara marah.
“ Myr...Myr... lo harus jawab pertanyaan gue ! “ Teriak Raja
dari depan rumah Dara
“ Aduh, siapa sih yang teriak ? “ Mama Myria keluar
menghampiri Raja
“ Maaf tante saya tadi lagi ngejar Myria ! “
“ Oh, ya sudah nanti tante panggilkan dulu.. Nama kamu siapa
nak ? “
“ Raja, Tante ! “
Dara turun dari kamar...
“ Myria ! “ Raja kaget melihat
Myria
“ Kenapa lo ! Kaya ngeliat setan aja ! “
“ Lo.... “
“ Kenapa ? “
“ Lo.... “
“ Baju gue nggak malu-maluin kan buat datang ke pesta lo ? “
“ Lo.... “
“ Oh, gue lupa lo kan nggak ngundang gue jadi ngapain gue pake
gaun buat kesana ? “
“ Eh...eh.... Lo gue undang sekarang juga ! gue nggak nyangka
aja lo bisa pake gaun.... ! “
“ Sialan lo.... kapan nih berangkatnya ? “
“ Sory sampai lupa ! Yuk “
“ Lo mau kemana ? “
“ Ya buka pintu mobil buat lo lah ! “
“ Siapa yang nyuruh lo bawa gue pake mobil ? “
“ Terus pake apa dong ? “
“ Ikut gue ! “
“ Waw.... keren abis ! dimana lo beli ? “
“ Ah nggak penting ! Masih sempetkan ke pesta lo pake sepeda
ontel ini ? “
“ Kecil tuan putri ! “
“ Gue naik nih, ya ! Hati-hati lo jangan ngebut ! “
“ Nggak akan dong ! emangnya lo kesenggol sama motor, nggak
elit ! “
“ Eh, sialan lo ! “
“ Myr, jadi jawaban lo apa ? “
“ Dasar bego ya ! Pake nanya lagi ! “
“ Ya terus apa ? “
“ Lo kan nggak liat gue bawa kado ! Jadi kado yang bakal gue
kasih ke lo....Ya lo tebak sendiri deh ! “
“ Yes,....yes,.....yess..... ! “
“ Eh, lo jangan seneng dulu, bisa aja kan gue kasih ontel ini
ke lo sebagai kado... “
“ Yang penting Cintaku nyangkut di sepeda ! “
“ Ada juga gue yang ngomong gitu ! “
“ Ha..ha...ha... “
Selesai
Tasikmalaya, 17 Mei 2011
Bhekti Pratiwi