Mengorbit Alam Semesta
INI UBAH

Mengorbit Alam Semesta

by Eva Fadhilah

Mengorbit Alam Semesta Refleksi Bumi

Refleksi Bumi

by Eva Fadhilah

Refleksi Bumi Trip Kepulauan Seribu

Trip Kepulauan Seribu

by Eva Fadhilah

Trip Kepulauan Seribu Just Do You at International Women Day Just Do You at International Women Day Valentine

Valentine

by Eva Fadhilah

Valentine

Kamis, 13 Februari 2020

Refleksi Bumi


Tribute for Pale Blue Dot


Sains, yah, begitu luas jika kita kaji, dan tak akan habis bahasan oleh para penghaus ilmu. Sains selalu menyuguhkan hal yang incredible yang tak pernah terpikir sebelumnya. Hal amazing yang setiap penemu dan penikmatnya terbius dan memandang decak kagum. Terakhir kali saya sebegitu takjubnya pada sains yaitu saat sang blackhole dapat didokumentasikan eksistensinya dan dinikmati setiap insan. Dan yah, hal ini menunjukan bahwa manusia itu tidak ada apa – apanya dari makhluk lain yang Alloh ciptakan.
Hingga akhirnya saya berkenalan dengan Pale Blue Dot. Pale Blue Dot atau dalam Bahasa Indonesianya titik biru pucat adalah foto planet bumi yang diambil pada 14 Februari 1990 oleh wahana antariksa Voyager I. Voyager I diluncurkan dari stasiun luar angkasa NASA pada 5 September 1977. Tour Voyager tersebut terus bergerak menjauhi bumi dengan misi mengambil data Jupiter dan Uranus. Dari sinilah kita mengetahui kedua planet tersebut memiliki cincin. Hingga dikirimlah berupa foto gelap tak jelas yang diambil dari jarak 6 miliar kilometer dari bumi. Sebuah foto yang kini dikenal dengan pale blue dot. Ilmuan mengklaim bahwa titik di foto tersebut adalah rumah kita.


Gambar ini menunjukan pandangan menakjubkan dan tak terduga tentang  tempat hidup manusia. Coba lihat lagi, itu hanya titik, yang bahkan begitu mirip dengan titik debu di jendala mobil kita. Titik yang mana kita menumpang hidup. Tempat yang hanya setitik itu dihuni dengan berbagai ras, agama, adat, dan budaya. Tempat kita bertumpu, tempat orang yang kita cintai bertumbuh, dan anak cucu kita hidup.
Di titik pucat itu pula seolah semua dinamika, perebutan kekuasaan, perang saudara, penindasan, keserakahan, kesombongan, kelaparan, hingga konfik berujung pembunuhan, apapun itu tegambar. Hanya diwakili kurang dari satu pixel. Garis tipis imaji dari sebuah realitas. Tidak kah kita sadar betapa kecilnya kita?
Titik kecil itu seringkali kita sebut dunia. Dan kita, yang katanya mengaku manusia, masih memperebutkan dan menyombongkan hal duniawi dari setitik itu? Tidakkah kita yang menyombongkan dunia itu lebih hina dibanding syaitan yang menyombongkan surga?
Bukankah Alloh itu menilai dunia tidak lebih dari sebelas sayap nyamuk? Seandainya, kata Nabi Muhammad, dunia ini di mata Alloh ada harganya pasti Alloh ga mau ngasih pada orang yang tidak beriman. Berhubung dunia ini tidak ada nilainya, maka Alloh kasihlah pada orang yang tidak beriman. Sedangkan hal yang bernilai di sisi Alloh, Alloh kasih pada orang beriman yang sabar.
Hari ini, tepat pale blue dot didokumentasikan, menjadikan refleksi untuk kita. Merenung dan berpikir, untuk apa hidup ini. Di titik pucat itu kita bernaung, betapa kecilnya kita. Lantas, apa yang bisa kita sombongkan?!

Kamis, 04 Juli 2019

Trip Kepulauan Seribu


         Hollaaa…!!! Akhirnya, sisi rajin menulis ini kembali hadir. Ya paling sih cuma musiman alias males lagi muncul lagi wkwkwk.. memang ini manusia dengan ke-let it flow-an yang sangat dijunjung tinggi.
Kali ini tidak akan beropini mengenai suatu hal, cuma ingin sharring aja mengenai kegiatan weekend kemarin. Yups…!!! akhirnya punya agenda rutin untuk vacation atau liburan. Sebenarnya bukan tanpa alasan sih membuat agenda rutin liburan ini, hanya untuk mengahabiskan jatah penasaran like The Gossen Theory. Untuk penjelasan si gossen ini nanti ku bikin di beropini aja.
Weekend 30 Juni kemarin berkesempatan untuk bisa vacation ke Kepulauan Seribu. Ga semua pulang dikunjungin sih. Kemarin aku, dan dua temenku, bertrip ria ke Pulau Kelor, Pulau Onrus, dan Pulau Cipir. Oh iya, kemarin kami trip bersama dengan Shine Project. Untuk kamu yang pengen tau mengenai open trip dari Shine Project kalian bisa kepoin di ig nya @shineprojects.
Nah, kemarin kami berangkat dari Sentul, Bogor ke Dermga Muara Kamal (meeting point). Tadinya mau nyubuh aja dari Sentul, cuman setelah dipikir dan ditelaah lebih jauh ternyata mending nginep di daerah yang lebih deket ke meeting point nya sehingga ga ada istilah buru – buru bangun dan mengskip sarapan (ngga banget deh jika harus skip sarapan).
Kami memutuskan untuk cari hotel aja, disamping ada alternatif nebeng di rumah atau kosan teman yang stay di Jakarta. Kami mensortir beberapa hotel terdekat ke Muara Kamal. Kami dibantu traveloka untuk menemukan penginapan termurah dan okelah (nyaman) untuk diinapi beberapa jam. Beberapa pilihan itu jatuh di Vk Pods PIK dan hotel huswah.
Hotel Huswah tampak depan

Vk Pods PIK ini merupakan hotel atau tempat penginapan yang berbentuk kapsul. Sangat unik, nah kalian bisa kepoin lebih lanjut di Vk Pods. Untuk yang hotel huswah seperti layaknya hotel biasa. Kami  memutuskan untuk menginap di hotel huswah, walaupun review-an di traveloka hotel ini merupakan hotel dengan bangunan lama yang ga dipugar wkwk. Selain itu, dengan menyewa satu kamar kita bisa tidur bertiga dibanding di Vk Pods yang satu kapsul hanya bisa ditempatin dua orang saja. Namun jika kalian ingin pengalaman menginap yang diluar kebiasaan, Vk Pods ini bisa menjadi alternatif pilihan.

Sedikit review dari hotel huswah. Pelayannya oke,ramah, untuk fasilitasnya, yah namanya juga dengan budget duaratusan (belum lagi dapet potongan 15% wkwk). Hotel ini tidak rekomendasi sih untuk kalian yang mau cm nginep karena ada kepentingan atau delay pesawat. Hal ini karena toiletnya ngga banget deh, nah ga tau sih kalo milih kamar yang lebih high. Tapi kelebihan dari hotel ini adalah mereka menawarkan untuk free accommodation ke bandara soetta.
       Oh ya, akomodasi dari Bogor ke hotel kami memilih menggunakan KRL dari Bogor, terus transit di Stasiun Duri dan dilanjutkan ke Stasiun Kalideres. Dari sana baru ngojek deh, kurang lebih 25 – 30 menit pake gojek. Dari hotel ke Dermaga Muara Kamal kita ngegrab car kurang lebih 30 menitan juga lewat toll. 

Transportasi

Tiba di dermaga kita di data dan dibrief oleh tim Shine Grup dan langsung diarahkan ke perahu. Perahunya pake perahu biasa yang muat 20 -30 oranglah. Lumayan lah sensasinya, apalagi jika duduk di paling depan, ombaknya kerasa banget, kek naik banana boat wkwk.
     

Pulau Cipir

Pulau pertama yang dikunjungi yaitu Pulau Kelor. Perjalanan dari dermaga ke pulau ini sekitar 45 menitanlah. Di Pulau Kelor ini terdapat benteng martello yang hanya sebagian tersisa dari peninggalan zaman Belanda. Kita bisa foto – foto disana dan juga di pantai dengan dengan ombak dan air laut yang biru serta pasir yang putih. Cucok deh buat kalian yang ingin mendapakan foto berlatar pantai biru.
Safety
                        
Selanjutnya, sekitar pukul 11:30 kita melanjutkan perjalanan ke Pulau Onrus. Nah, berbeda dengan Pulau Kelor, di pulau ini lebih dominan bangunan - bangunannya, dan lebih banyak warung makannya. Disana kami ishoma dan wisata sejarah Pulau Onrus dengan di pandu guide dari Pulau Onrus.
     
Pantai Kelor

Benteng Martello
 
Pulau Kelor

Setelah itu, pukul 15:00 kami melanjutkan perjalanan ke Pulau Cipir which is pulau terakhir. Di pulau ini pun sama seperti Pulau Onrus banyak bangunan dan warung makannya. Nah disini ada fasilitas wahana air seperti banana boat dan flying donat (bayarnya Cuma 35 ribu per orang). Di pulau ini juga kami menghabiskan sunset dan pelepasan lampion. Pokoknya seru deh, apalagi pas pelepasan lampionnya setelah sunset, indaaaah banget, kek di film tangled wkwk.
                      
Belakang makan Maria Van de Velde di Pulau Onrus

Aku sendiri baru merasakan liburan dengan jasa open trip. Ternyata seru juga, dan kayanya aku akan melakukan hal yang sama untuk vacation selanjutnya. Dan tentunya aku pun sangat merekomendasikan ke kalian yang baru pertama kali vacation untuk menggunakan jasa travel organizer. Carilah jasa yang menawarkan paketan kegiatan yang lebih banyak sehingga vacation kalian tidak sekedar mengunjungi tapi juga merasakan sesuatu hal yang berbeda seperti yang dilakukan Shine Grup ini. Mereka sangat mementingkan ke-safety-an selama perjalanan di perahu, menyediakan floaties, free dokumentasi (kalo ada mas bawa kamera pake atribut Shine Grup tarik aja dan mintain foto di spot manapun yang kita mau wkwkw), dan terakhir mengadakan acara lampion.
Sunset di Pulau Cipir
Guide Tour Pulau Onrus


 
Selesai acara sekitar pukul 18:30 dan langsung naik perahu pulang ke Dermaga Muara Kamal. Tadinya kami mau nge-grab aja ke Stasiun Jakarta Kota, namun karena di dermaga ada angkot yang langsung ke Stasiun Jakarta Kota alhasil kami pun naik angkot tersebut (angkot merah 06B). Nyampe Stasiun Jakarta Kota sekitar 19:30. Langsung naik krl tujuan Bogor. Sampai Bogor sekitar pukul 22:00. Nge-grab ke Sentul dan sampai rumah pukul 23:00.


 
Pelepasan Lampion
 
Begitulah pengalamanku kemarin ber-vacation ke Kepulauan Seribu. Haapppyyyyy, Alhamdulillah. Jika kalian ada yang ingin tau foto – foto yang terdokumentasikan dari kamera Shine Grup bisa diliat disini Trip Kepulauan Seribu. Sekian cerita vacation kali ini. Next ku kan bagikan pengalaman lainnya di vacation berikutnyaa

-- Stay cool with vacation guys!! --

Jumat, 08 Maret 2019

Just Do You at International Women's Day


Many have idea what I wanna to write, but I don’t even know, where should I do to the start with wkwkwk..
Oke, aku orangnya  ga bias kalo sehari ga ngomong, mmmm, I mean, bertukaran pikiran dengan orang. Kalo ngga diutarakan, ya paling ndumel sendiri atau kalo ngga topik yang seharusnya diomongin sekarang bakalan kepikiran dan ga akan tuntas dibahas wkwkwk.
Ngomong yang dimaksud disini tidak bisa diwakilin dengan ngobrol via telpon, video call, or chat, but should directly. Karena kalo ga gitu ya seakan ga tuntas aja, karena kita ga bisa liat ekspresi lawan bicara kita atau pun sebaliknya, dia ga akan bisa liat seekspresif apa kita dalam membahas atau berpendapat mengenai suatu hal wkwkw. Yes I know this is annoying but, oke ignor me if I like that, and you can stop to read this.
Ada beberapa hal yang mungkin terbersit saat ini, cuman yang sangat segar di ingatan mengenai international women’s day.
Yups…., I don’t know about that, what this it, or what a background behind this day. Ya mana aku tau juga sih mengenai hal itu. Yang aku tau ya hari minggu, tanggal merah, idul fitri, idul adha, dan cuti bersama hahaha. Cuman sekilas yang terpikir dibenak ini sih mengenai independen woman, correct me if I wrong.
Yang aku pikirkan mengenai international women’s day sih ya itu, mengenai independent, kebebasan berdiri sendiri seseorang, ofcourse in here is a women. Seorang wanita yang mampu berdiri sendiri tanpa punya kekangan dan merasa harus bertanggungjawab dengan orang lain dalam artian dia melakukan apapun tanpa beban, atas kemauan sendiri, berpenderian dan teguh dengan apa yang dia lakukan. Oke, it’s all exactly not me wkwk.
Oke, relete about me. Dulu aku pun pernah berpikir untuk bebas se bebas bebasnya, melakukan apa yang aku mau, dan tidak ada kekangan dari manapun. Waktu kelas 3 SMP dulu (2009) ke bandung dari Tasik sendiri aja udah senengnya minta ampun karena aku bisa nyampe ditujuan dengan selamat dan pada waktu itu ga ada temen yang bisa pergi sejauh itu. Dari sana mulai lah pengennya bepergian atau something like that, bahwa aku bisa melakukan sendiri.
Kamu pernah ga sih memikirkan bahwa pencapaian yang ada pada diri mu ini tidak seberapa dengan teman kita. Pasti pernah sih wkwkw #possesif.
Aku pernah yah berada di tahap, I haven’t power at this place, so I can’t do what I wanna do, I should have many thinking before I do. Aku ga ada apa – apanya di tempat kerja. Kayanya sekeras apapun kita ngomong dan sehalus apapun itu, kek nya ga bakal ada pengaruhnya dan ide yang ada di dirimu ga bakal direalisasikan juga. Hingga pada akhirnya, I wanna to try to speak up, and yah, ternyata aku bisa juga mempengaruhi dan apa yang aku utarakan ternyata diterima dan mampu direalisasikan. Trust me, megutarakan apa yang ada di benak kita sebenarnya tidak sesusah yang kita bayangkan. We just let it flow with your idea when you speak and argue.
So women, kita boleh memposisikan dengan merasa kecil dari orang lain. It’s normally I think. And it’s all not wrong anymore. Kondisi seperti itu memang diperlukan untuk first adaptation, untuk adaptasi kamu ditempat baru sembari mengobservasi seberapa besar, mampu nya orang lain dibanding kita, dan dimana serta bagaimana kita harus memposisikan. Setelah itu, do what you can do, and be yourself with your speaking up.
Terkadang kita pun melihat orang lain sebesar itu, dan semampu itu dibanding kita. Namun setelah kita mampu berada di tempat mereka atau kita seforum dengan mereka, kita dapat menyadari bahwa kemampuan mereka ya cuman segitu, yang ibaratnya kita pun mampu dengan tempat yang mereka sekarang berada.
The meaning point is, jangan terlalu minder dengan apa yang ada di diri kamu, bisa jadi orang lain yang kamu anggap besar sebenarnya tidak sebesar yang kamu pikir, cuman kita nya aja yang belum merasakan di tahap itu.
Kamu itu melebihi dari apa yang kamu pikrikan, dan malah melebihi dari apa yang kamu bayangkan di diri orang lain. Just do you ofcourse and never stop for making your own better with your skills and your attitude. That’s all what I wanna to share at this international women’s  day.
Aku yakin, kita mampu, dan kita lebih besar dari mereka yang kita anggap besar dan dari yang mereka bayangkan. Salam power!!

Selasa, 13 Februari 2018

Valentine, Membangun Animo dan Ekonomi


Hari Valentine (Valentine’s Day) atau dikenal juga Hari Kasih Sayang yang jatuh pada tanggal 14 Februari adalah sebuah hari dimana di “Negeri Barat” para kekasih dan mereka yang sedang jatuh cinta menyatakan cintanya. Namun Valentines’s Day ini tak hanya populer di dunia barat, di Indonesia pun tak sedikit orang merayakan hari nuansa warna pink ini.
Sejarah Hari Valentine memang acap kali menjadi kontroversi dan bahan pembicaraan yang hangat bagi banyak kalangan di seluruh penjuru dunia. Kebiasaan bangsa Romawi mengadakan pesta bagi salah satu dewa/dewi mereka yaitu Lupercelia Lupercus (dewi kesuburan) adalah sejarah awal adanya Hari Valentine. Perayaan ini dilaksanakan pada awal abad keempat sebelum masehi pertengahan Februari, bersamaan dengan musim kawin burung.
Ternyata pesta Lupercalia ini bukan hanya pesta biasa, namun event tersebut juga merupakan ajang mencari jodoh dan bersenang – senang yang cukup unik. Perayaan tersebut dimulai oleh para gadis yang menuliskan namanya pada secarik kertas, kemudian dimasukkan ke dalam kotak. Selanjutnya para pemuda yang hadir akan menjadi pasangan pemuda tersebut sampai pesta Lupercalia yang berikutnya (saling bertukar pasangan tanpa ikatan).
Akhirnya acara jodoh – jodohan dalam pesta Lupercalia yang telah berlangsung selama 80 tahun ini pun kemudian ditentang oleh pihak gereja yang ada di Roma. Alasannya, hal ini merupakan perayaan kafir yang bertentangan dengan ajaran Kristen.
Di lain waktu dan lain cerita, pada abad ke – 13, Romawi diperintah oleh Kaisar Claudius yang berambisi memiliki pasukan militer yang besar untuk berperang menginginkan semua pria di kerajaannya bergabung didalam ketentaraan. Caludius berpikir bahwa banyak pria Romawi enggan menjadi tentara karena takut meninggalkan keluarga da kekasih mereka. Lalu Claudius memerintahkan untuk melarang semua pertunangan dan pernikahan di Romawi.
Valentine yang pada saat itu merupakan peneta terkenal di Roma bersama – sama dengan pendeta lain bernama Marius, secara sembunyi – sembunyi tetap menikahkan para pasangan. Namun perbuatan mereka akhirnya diketahui oleh Claudius, yang langsung memerintahkan untuk menangkap dan memenggal leher Valentine. Ia dihukum pancung pada tanggal 14 Februari 270 M. Sebelum dipenggal, ia menulis surat buat puteri penjaga penjara yang senantiasa menemaninya selama di penjara. Di akhir surat ia menulis “Dengan Cinta dari Valentine mu”. Semenjak saat itu ucapan Valentine pun menjadi kata yang tersohor dan melegenda. Karena itu ada yang percaya bahwa orang – orang merayakan 14 Februari sebagai Hari Valentine untuk mengingat Valentine sebagai pejuang cinta.
Namun, terlepas dari sejarah hari valentine itu sendiri dan terlepas pula dari segala perbincangan kontroversial yang berbalut dogma dan agama, semenjak 14 Februari itulah nama “Valentine” menjadi sebuah hari untuk perayaan kasih sayang di seluruh dunia. Tidak hanya kalangan muda saja yang merayakan hari valentine, namun juga para orang tua dan anak – anak pun tak jarang ikut merayajannya. Bagi kebanyakan remaja di Indonesia, hari valentine menjadi hari yang tak bisa dilewatkan begitu saja.
Hampir semua media kerap kali menebarkan tema – tema acara beraroma valentine . TV, majalah, radio, bahkan koran pun juga membahas hari valentine . suasana Indonesia yang hijau agraris berubah menjadi hamparan permadani kayas yang tampak manis dan romantis. Rasa bangga pun menyelimuti diri para kebanyakan remaja. Hal ini terlihat dari segala atribut yang dikenakan hampir total bernuansa pink dari mulai baju, sepatu, tas, dan pernak pernik lainnya.
Tak lupa dengan ucapan Selamat Hari Valentine dan silih bertukar kartu selamat yang memang saat ini sudah kurang begitu populer jika mengucapkan selamat pada secarik kartu bergambar, sebab media SMS dan jejaring sosial sudah mengalihkan budaya berkirim kartu dan surat. Namun itu bukan berarti kebiasaan saling ucap hari valentine itu menjadi lenyap ditelan masa. Kita bisa melihat ucapan selamat valentine di setiap jejaraing sosial yang ada, bahkan bisa dibilang ucapan valentine bisa memenuhi setiap layar handphone pada 14 Februari.
Saking berharganya moment 14 Februari ini orang – orang rela merogoh saku lebih dalam untuk mendapatkan setiap barang yang bertemakan valentine. Toko – toko menggelar diskon dan promo bertemakan valentine. Bahkan harga coklat yang naik sampai 3 kali lipat pun berani dibeli demi “cinta dan kasih sayang”. Dan secara perlahan , perayaan valentine ini membawa potensi ekonomi yang menggiurkan yang secra otomatis juga membuka peluang pasar yang besar bagi industri modern yang berkaitan, terutama industri kartu ucapan selamat dan coklat.
The Greeting Card Association (Asosiasi Kartu Ucapan AS) memperkirakan bahwa di seluruh dunia sekitar satu miliar kartu valentine dikirimkan per tahun. Hal ini membuat hari valentine menjadi hari raya terbesar kedua setelah natal dimana kartu – kartu ucapkn dikirimkan. Begitupun untuk industri coklat mencapai 13,9 miliar dollar AS untuk produksi coklat sehingga menyedot 43.322 tenaga kerja. Ini belum terhitung omset industri bunga. Kombinasi antara pedagang grosir dan eceran bunga potong yang mempunyai omset 100.000 dollar AS atau lebih menghasilkan sekitar 397 juta dollar AS atau setara dengan 3,85 triliun rupiah. Pendapatan yang sangat fantastik.
Potensi  ekonomi yang besar ini tentu saja menjadi lahan keuntungan yang sangat besar bagi para pedagang, baik secara internasional maupun daerah. Hal ini tentu saja akan berimbas pada penghasilan dan perputaran uang di daerah. Namun jika boleh berandai – andai, seandainya rasa bangga terhadap moment valentine ini diterakapkan pula pada moment yang mengusung nilai kearifan lokal, sepertinya akan menjadi sebuah moment yang unik dan menjadi daya tarik ekonomi yang cukup tinggi.
Ini bukanlah hal yang mustahil terjadi. Di Negara Sakura, Jepang, ada upacara terkenal yaitu upacara minum teh di perayaan hari jadi Negara Jepang. Konon katanya pada zaman dahulu sering disebut Chanoyu/Chat/Chato/Sadou. Tetapi dalam percakapan segari – hari orang jepang sering menyebutnya dengan Ocha. Chanoyu sendiri dapat diartikan sebagai air panas untuk teh. Upacara ini adalah salah satu ritual tradisional Jepang dalam menyajikan teh untuk tamu.
Tata cara penyajian teh yang unik seperti membungkuk hormat pada penyaji teh saat ocha (teh hijau) disajikan, memandang ornamen yang ada pada cawan dengan penuh perhatian, lalu menghargai ornamen sebagai karya seni sebelum minum teh dari cawan, dan gerakhir membuat percakapan ringan dengan tuan rumah tentang barang – barang seni tersebut. Karena cara penyajian yang khas itulah para wisatawan rela berbondong – bondong ber-traveling hanya untuk melihat orang jepang minum teh, dan bahkan banyak pula para peneliti yang mempelajari budaya minum teh ini. Padahal kalau boleh kita cicipi teh yang di jepang itu rasanya lebih nikmat teh asli Indonesia yang ada di puncak Bogor ataupun Taraju Tasikmalaya. Tapi mengapa cara kita minum teh tidak mampu menarik perhatian wisatawan? Barangkali karena kita tidak mampu menghargai alam sebagai anugerah Tuhan yang tak ternilai harganya.
Namun, bagaimana jadinya jika situasi serupa, baik kebanggaan terhadap valentine ataupun kecintaannya orang jepang terhadap upacara teh diterapkan di Indonesia, misalnya pada moment perayaan Ulang Tahun Hari Jadi Tasikmalaya? Banyak hal – hal yang bisa diangkat pada perayaan HUT Tasikmalaya, seperti hasil karya Tasikmalaya yaitu kelom geulis, batik tasik, dan kerajinan tangan Rajapolah atau berbagai barang dan hal pernak pernik mengenai budaya sunda. Selain hal budaya yang diangkat, hal ini juga akan berimbas pada nilai ekonomi. Seperti valentine dan upacara minum teh di Jepang. Tentu saja pada perayaan HUT Tasik orang – orang juga akan membeli barang – barang produk orang Tasik itu sendiri atau pemerintah dengan  sengaja membuat undang – undang mengenai pemakaian pakaian Tasikmalaya atau bahkan menetapkan 1 hari berbusana sunda. Dengan hal itu para pengrajin lokal bisa hidup, kreativitas, dan produktivitasnya meningkat sehingga membangkitkan kearifan lokal.
Tidak hanya hal itu yang bisa kita dapatkan jika kita mampu meningkatkan kearifan lokal Tasikmalaya, seperti upacara minum teh di Jepang yang kerap kali dihadiri oleh wisatawan, upacara hari jadi Tasik juga kalau dikemas secara unik dan berlatarkan ciri khas sunda dan Tasikmalaya, wisatawan pun akan berbondong – bondong datang ke Tasikmalaya sehingga akan menarik ekonomi tinggi pula. Namun semua hal ini, hari valentine dan upacara minum teh –red, bisa bertahan sekian lamanya dan menghasilkan nilai ekonomi tinggi karena orang – orang sangat menghargai budaya tersebut dan membanggakannya.

Yang menjadi pertanyaan besar adalah apakah kita bisa bangga dengan budaya kita sendiri, ataukah kita lebih bangga merayakan dan mengenakan atribut 14 Februari? 



*FYI, tulisan ini ditulis dulu bingits yang dikirim ke surat kabar daerah tasik, jadi yang dibahas ya disangkutkan dengan tasik wkwkw, cm karna ada velentine nya ku up aja di blog 😂

Kamis, 04 Januari 2018

B.R.A.N.D.I.N.G


Kemarin kedatangan teman lama yang berkunjung ke rumah. Long time no see banget karena memang lama tak pernah jumpa semenjak terakhir kali ke Semarang. Yups, temen kuliah sewaktu di Semarang. Sebagai tuan rumah yang baik, ku ajak dia mengintari kota dan mengunjungi event – event khas yang ada di kampung halaman. Ku ajak wisata kuliner yang iconik disini. Setelah puas jajan dan makan, kepikir buat vcall temen – temen dulu yang se kos bareng. FYI, I have friends group and the name is Lambe Vena Cava wkwkw, berawal dari kegemaran kite – kite sekos yang suka ngepoin akun gosip tersebuh hahaha. Terjadilah vcall reunited. Ditengah percakapan kite, same people said “branding”. Yups, ini yang menjadi awal kenapa saya ingin membahas “branding”.
Kata branding sendiri sangat tak asing ketika kita berada dilingkungan advertising. Tapi siapa sangka di zaman sekarang ini istilah branding akan selalu dipakai bukan dipakai tepatnya tapi dilakukan ketika kita akan bertindak apapun. At least ketika kita take a photo for profile picture tanpa sadar kita melakukan branding dengan memilah milih, mengedit dulu sebelum fixed it for pp. Sekarang kan zamannya ig and sc, yang apa – apa take a photo or video for share. Even kita macet pun sitik – sitik take – upload – take – upload. Oh damm!!
Yah, memang seperti itu zamannya. Kita mah ikutin aje wkwkw.
BTW, kembali ke awal pembahasan si branding ini. Maksud teman ku berkata branding ini sih ketika ngescreen shot vcallan and mengupload ke ig story. Dan setiap dari kita saling mengomentar: “licik banget pas yang diupload yang lu nya doang yang bagus”, dan salah satu temen berkata “tak apa – apalah kan branding” “dasar jomblo”. Yeps, branding dimaksudkan untuk menarik perhatian seseorang.
Ada temen juga yang mengatakan “tag gua di akun lu yah dan yang guanya bagus, kan siapa tau jodoh gua ada di followers lu”. Jadi ada istilah juga ‘siapa tau jodohku adalah pengikut/temen sosmedmu’. Hmmmm... okelah zaman now!
Yang aku mau bahas disini, tidaklah masalah jika mau melakukan branding di media sosial, karena memang eranya seperti itu, tapi jangan lupakan juga, dan yang sangat penting yaitu lakukan branding ama Tuhan, Alloh SWT.
Yang sangat salah, kamu catch up branding di sosmed tapi tak pernah fire branding ke Tuhan. Branding ke Tuhan seperti apa? Banyak! Kamu sholat awal waktu, pake baju terbaik ketika sholat, always pray with khusyu, sedekah, puasa dan amalan sunnah.
Tidak ada salahya juga, kamu selalu ngeshare setiap aktivitasmu di  sosmed, ga ada yang larang juga, toh itu akun lu dan tak merugikan orang juga. Tapi ya itu, jangan lalaikan juga kewajiban – kewajibanmu sebagai hamba, sebagai makhluk yang tau diri dengan bersyukur, yang tidak hanya hubungan horizontal aja yang dipentingin tapi ada hubungan vertikal yang tak jauh lebih pentingnya.

Jangan jadikan sholat, which is Alloh, sebagai tempat mengadu keluh kesal saja, ketika kita menginginkan sesuatu saja, tapi setiap kebahagiannya kau share disosmed doang. Tak ada salahnya juga ngeshare kebahagiaan, karna bisa jadi orang lain bahagia karena cipratan kebahagiaan kita. Yang menjadi highlight dari tulisan ini, jangan lupa branding kita kepada Tuhan, Alloh SWT, di sela brandingan kita kepada makhluk!

Sabtu, 21 Oktober 2017

Hari Santri


Setiap keluarga mempunyai pandangan atau rules tersendiri yang ditanam dan menjadi acuan dalam segala keputusan. Begitupun dengan keluarga saya. Jika perlu dijabarkan,  bapak saya dibesarkan dilingkungan wiraswasta yang notabene pekerja, mandiri, dan selalu mengambil keputusan dengan research atau data, sedangkan mamah saya dididik dengan ilmu agama yang sangat kental. Yah, mamah dibesarkan dilingkungan pesantren. Kedua orang tua bapak sudah tiada, pun dengan sanak saudara kandung, yang mana bapak hanya punya satu saudara yang juga sudah tiada. Sedangkan orang tua mamah dan tujuh bersaudaranya masih ada sehingga ketika lebaran ataupun acara rutin keluarga suka kumpul di keluarga mamah.
Karena frekuensi interaksi yang lebih banyak dengan keluarga besar mamah menjadikan pandangan keluarga saya lebih ke didikan pesantrenan. Ya mungkin ini tidak dirasakan semua (kakak dan ade saya), tapi lebih ke saya yang lebih merasakan nuansa santriannya. Dari keluarga besar mamah, mamahlah satu – satunya anak perempuan, yang otomatis jika berkeluarga apapun dasar keluarga akan dipandu oleh seorang suami. Dan tentunya mamah dipandu oleh bapak dalam hal berkeluarga. Dan dari ke tujuh anak tersebut, anak – anak mamahlah yang tidak diarahkan untuk mondok dipesantren.  Which is cucu – cucu nenek yang tidak mondok nyantri ya saya, ade, dan kakak saya. Ehehehe...
Kakak dan adik – adik mamah notabene menjadi pendidik dibidang agama (red. Ustad) dan sebagian besar dari mereka mendirikan pondok pesantren. Jadi jelaslah ya pastinya anak – anaknya akan diarahkan untuk mondok hehehe..
Mungkin ada yang bertanya, kenapa saya tidak ikut mondok juga? Mmm kenapa yah? Pada waktu itu, ketika memutuskan untuk sekolah formal negeri saja punya alasan bahwa dengan hanya ngaji rutin tiap malam di pesantren uwa (kakak mamah), kalo istilah santri mah santri kalong wkwk, sudah cukup untuk membekali ilmu agama.
Buuutttt... is’s wrong!! Saya baru menyadarinya sekarang. Sangat tidaaaaaak cukup! Dulu nenek pernah bilang ketika salah satu cucunya mau menimba ilmu di gontor. “Kamu boleh pergi ke gontor, tapi sepulang dari gontor, harus masuk pondok pesantren A untuk pendalaman tauhidnya”. Dalam hati saya berkata, serius harus mondok lagi? Padahal sebelum ke gontor dia udah mondok di pesantren B. Terus cerita lain datang dari paman. Pada waktu itu anak paman mau dikirim mondok. “mang udah aja mondoknya di bandung kan banyak pondok pesantren terkenal, bagus pulak” “tidak cukup dengan itu, kajian ilmu agama harus dari ushul, salah satunya dikaji langsung dari kitab kuningnya”, lagi lagi saya berkata dalam hati, ah sama saja kan. Dan juga perkataan uwa “mondok itu bukan hanya sekedar untuk jadi ustadz, jadi ajengan atau kyai, atau bahkan untuk menghasilkan uang. Tidak! Tapi mondok adalah mencari tahu hidup yang benar itu seperti apa, harus seperti apa dan bagaimana saya hidup. Untuk dirimu, untuk pedoman dirimu”
Memang benar, pemahaman itu datangnya tidak sekaligus tapi dari kajian dan proses. Sekarang saya tau maksudnya, dan saya begitu miskin banget akan ilmu. Jadi menyesal dulu ga sempet mondok atau sekolah sambil mondok.
Tapi inti dari tulisan ini bukan masalah mondok atau tidaknya, pernah jadi santri atau tidaknya. Tapi sejauh mana kita istiqomah dalam memperbaiki diri, menambah ilmu agama, dan mengamalkan ilmu, lebih bagus lagi mengajak atau memberi pemahaman kepada sesama dan mengajaknya menjadi pribadi yang lebih baik lagi. Tidak hanya sekedar La ilaaha Illallah, tapi juga Muhammadur Rasulullah.
Di Hari Santri ini, ayo sempatkan sholawat nariyah, jadikan diri kita menjadi simbol atau cerminan muslim yang memahami, mengkaji, dan mengamalkan ajaran Islam. Jangan merasa saya tidak meramaikan hari santri karena saya tidak pernah mondok di pesantren, kalau kata Pak Sad Aqil mah “Ada yang lulusan SD, SMP, SMA, Universiatas tapi hormat kepada kyai dan dia menjalankan perintah agama, ibadah, itu sudah kita panggil santri”.

Selamat Hari Santri 2017

“Bahkti Santri Untuk Negeri, Santri Mandiri NKRI Hebat”


Salah satu kegiatan menyambut hari santri, sholawat nariyahan di Pondok Pesantren KH. Zaenal Musthafa Sukamanah - Tasikmalaya #1miliarSholawatNariyah

Senin, 22 Mei 2017

A Little Bit of Prepare for Ramadhan



Tagline Bulan Ramadhan yang penuh hikmah dan berkah memang benar adanya. Selain sangat ditunggu – tunggu kedatangannya, Ramadhan juga memberi kesan tersendiri terutama di Indonesia. Yups, negara yang mayoritas muslim terbesar di dunia ini begitu antusias menyambutnya. Dari mulai pawai obor di kampung – kampung, lomba – lomba taghrib ramadhan, kebutuhan pokok yang mulai naik harga, hingga tiket – tiket promo. Promo program televisi selama ramadhan pun mulai kian berseliweran 2 – 3 minggu sebelum masuk bulan Ramadhan.
Dari ribuan bahkan milyaran artikel di internet mengenai persiapan menyambut bulan Ramadhan ada secuil yang ingin saya ingatkan hal – hal dalam menyambut atau mempersiapkan diri menghadapi bulan Ramadhan nanti. Hal – hal ini saya dapatkan ketika ngaji di pesantren. Apa saja hal – hal itu?
Hal yang secuil itu yaitu mengenai niat puasa ramadhan. Memang benar ada beberapa versi atau pendapat mengenai niat dalam hal ini pada puasa Ramadhan. Ada yang mengatakan harus dimalam hari, ada yang membolehkan setelah fajar juga sah, ada niat di satubulankan, dan ada pula niat yang wajibnya setiap hari. Untuk itu kita bahas sedikit (saya ulas hanya sekilas supaya memberi ke “tahu” an saja).
Adanya perbedaan ini berawal dari pendapat beberapa imam mazhab fiqih yang kita kenal dengan 4 imam mazhab fiqih.
1.      Imam Syafi’i
Menurut Imam Syafi’i niat puasa Ramadhan harus dilakukan setiap hari di waktu malam atau dari ba’da maghrib sampai sebelum terbit fajar.
2.      Imam Hanbali
Pendapat Imam Hanbali sama seperti Imam Syafi’i yang mana puasa Ramadhan dilakukan pada malam hari sebelum terbit fajar.
3.      Imam Hanafi
Imam Hanafi berpendapat bahwa niat puasa Ramadhan bisa dilakukan dari terbit fajar sampai waktu dzuhur.
4.      Imam Maliki
Lain halnya dengan Imam Maliki, Ia berpendapat bahwa niat puasa Ramdhan bisa dengan 1 kali niat untuk 1 bulan puasa Ramadhan. Niat ini wajib dilakukan pada hari pertama atau tanggal 1 Ramadhan.
Ada beberapa teman yang nanya, jika kita tak tahu kita ikut mazhab yang mana dalam fiqih gimana? Tenang, sebagian besar di Indonesia taqlid atau mengikuti Imam Syafi’i. Namun jika ingin jelas aturan dalam bermazhab penjelasan mudahnya ada di sini dan untuk mempelajari lebih dalam fiqih keempat Imam tersebut bisa cek di buku Kitabul Fiqhi ‘Alal Madzahibul Arba’ah.
Karena kita (saya dan muqallid Imam Syafi’i) taqlid pada Imam Syafi’i maka niat puasa wajib dilakukan di malam hari sampai sebelum adzan subuh (terbit fajar) dan dilakukan setiap hari. Which is jika kita lupa niat dimalam hari maka puasa ramadhan kita tidak sah namun wajib “ngeker” atau menahan diri layaknya seperti orang yang berpuasa.
Nah ada beberapa cara yang dapat dilakukan dalam menjaga niat puasa ramadhan kita. Gimana? Yaitu kita bisa melakukan niat seperti pendapat Imam Maliki. Yups! Berniat puasa untuk 1 bulan Ramadhan. Niatnya seperti apa? Gini nih:
Niat abi puasa ramadhan di sabulankeun seja taqlid ka Imam Maliki fardu karna Alloh Ta’ala” wekwekwek itu persi eh versi sunda-na.
Niat saya berpuasa Ramadhan di Satu Bulankan dengan Taqlid pada Imam Maliki wajib karena Alloh Ta’ala
Niat puasa Ramadhan seperti Imam Maliki ini berlaku dilakukan hanya pada awal puasa Ramadhan atau pada tanggal 1 Ramadhan saja. It means jika kita lupa niat taqlid Imam Maliki di hari pertama puasa maka tidak bisa dilakukan dihari keduanya.
Terus gimana jika kita lupa taqlid niat puasa Imam Maliki dan kita pun lupa niat puasa seperti biasanya (Taqlid Imam Syafi’i)? Maka kita dapat berniat puasa taqlid kepada Imam Hanafi. Caranya:
Niat saya puasa Ramadhan wajib karena Alloh Ta’ala dengan taqlid kepada Imam Hanafi
Aturan niat puasa Imam Hanafi pun sampai adzan dzuhur, lebih dari itu maka tidak berlaku. Terus gimana jika ingatnya pas habis dzuhur? Maka puasanya tidak sah dan wajib di tahan sampai maghrib serta wajib di qodho atau diganti.
Secuil ilmu mengenai niat puasa yang selalu dan pasti disinggung di masjid tempat saya melaksanakan sholat tarawih hehehe..
Selain itu ada banyak yang harus disiapkan dan mungkin teman – teman juga tahu apa saja yang harus disiapkan itu. Dari mulai me-list doa – doa yang akan dipanjatkan selama Ramdhan nanti. Trust me! Ini harus benar – benar disiapkan sekarang karena kita suka lupa doa apa yang sekarang akan di panjatkan yang kemarin belum dipanjatkan. Ingat – ingat lagi waktu – waktu mustajab doa. Sunnah – sunnah apa aja yang harus dilakukan.
Oh ya, seringkali kita mendengar ceramah dan membaca bahwa sunnah menyegerakan berbuka, sunnah mengakhir – akhir sahur, sunnah makan sahur dan sunnah lainnya. Yuup!! Jangan sampai kita hanya: ah nanti saya makan sahurnya 15 menit sebelum adzan dan hanya sampai disitu, kita tidak melafalkan niat itu didalam hati seperti:
Niat saya mengakhirkan makan sahur, sunnah karena Alloh Ta’ala” atau
Niat saya menyegerakan berbuka, sunnah karena Alloh Ta’ala
Dan niat sunnah – sunnah yang lainnya. Karena hanya sekedar ingat tanpa diniatkan seperti itu tidak akan menjadi pahala. Sekedar mau ngingetin juga ketika kita sholat tarawih di masjid kita pun bisa meniatkan untuk i’tikaf dan ingtidorussholat (menunggu datang waktu sholat). Ingaatt!! Jangan hanya di iya kan saja tapi juga dilafalkan dalam hati biar jadi pahala hehe.
Masih banyak hal – hal lain yang harus disiapkan, ini mah hanya secuil yang keinget aja. Keep searching! Keep muthola’ah! Keep kajian! Biar mantep lagi ilmunya.
Wallohu a’lam bi showab.. Ma’assalaamah!